Kamis, 13 Maret 2014

Cara Fitting Kacamata

Tak jarang kita temui, ketika seseorang baru membeli kacamata, kacamata tersebut terasa tak pas saat dipasangkan. Mungkin terasa agak miring, turun ke sisi kanan atau kiri wajah. Penyebabnya bisa saja setelah kaca dipasang pada bingkai kacamata, terjadi sedikit perubahan pada bentuk bingkai, sehingga bingkai kacamata menjadi tidak simetris. Apabila bentuk bingkai sudah simetris pun, perlu penyesuaian pada bentuk wajah kita, karena bentuk wajah kita pun tidak dijamin 100% simetris. Karena itulah perlu ada yang namanya fitting (pengepasan) kacamata.

Berikut ini adalah bagian - bagian bingkai/frame kacamata yang biasa disetel dalam proses fitting :

Sebelum bingkai kacamata dicobakan kepada calon pemakai, seyogyanya dilakukan penyetelan standar terlebih dahulu. Penyetelan standar ini meliputi:

1. Penyetelan kesejajaran bingkai.
  • Empat titik sentuh pada bidang rata.
    Pada saat bingkai kacamata diletakkan pada permukaan yang rata (betul - betul rata) dengan semua tangkai dalam posisi terbuka penuh, harus ada empat titik yang menyentuh permukaan bidang rata tersebut. Lihat ilustrasi ini:
  • Empat titik sentuh di bagian belakang rim.
    Ini adalah penyetelan untuk menyeragamkan jarak kedua lensa kacamata ke bola mata. Pengecekan dilakukan dengan menggunakan sebatang mistar yang ditempatkan di belakang rim dengan posisi seperti ilustrasi ini:

    Jika PD pemakai sama dengan PD bingkai kacamata, maka penyetelan mestinya menghasilkan 4 titik sentuh di bagian belakang rim seperti pada ilustrasi di atas. Empat titik sentuh itu tidak berlaku jika PD pemakai tidak sama dengan PD bingkai kacamata (umumnya PD pemakai < PD frame/bingkai kacamata), namun, celah antara rim di titik - titik 2 dan 3 ke tepi mistar harus sama. Lihat ilustrasi yang ini: 

  • X-ing atau puntiran.
    Disebut x-ing karena posisi rim kanan dan rim kiri saling terpuntir pada bridge (jembatan yang menghubungkan rim kiri dan kanan) sehingga jika bingkai kacamata dilihat dari samping, kedua rim tersebut seolah - olah membentuk huruf X, seperti ilustrasi ini:

    Keadaan tersebut harus dibetulkan dengan menyetel agar kedua rim tersebut tidak lagi nampak membentuk huruf X.
  • Kesimetrisan bentuk.

2. Penyetelan sudut bukaan tangkai (shank).
Bukaan tangkai kacamata disetel membentuk sudut 90° - 95° terhadap garis maya horisontal yang ditarik antara endpiece kanan ke endpiece kiri.

3. Penyetelan sudut formface.
Sudut formface atau disebut juga sudut liputan wajah adalah sudut yang terbentuk oleh kedudukan rim pada arah horisontal terhadap garis maya horisontal yang ditarik antara endpice kanan ke endpice kiri. Sudut yang besarnya berkisar antara 0° s/d 4° ini harus sama pada rim kanan maupun rim kiri.

4. Penyetelan awal pada bantalan hidung (nosepad).
Kebanyakan bingkai kacamata yang berbahan sintetis mempunyai nosepad permanen yang sangat sulit (nyaris tidak bisa) untuk disetel, jadi, penyetelan ini lebih ditujukan untuk jenis bingkai kacamata yang memiliki adjustable nosepad. Ciri - ciri nosepad yang dapat disetel adalah memiliki tangkai nosepad (guard arm). Penyetelan awal ini bertujuan agar bidang rata/permukaan nosepad dapat duduk rata (ngeplek) pada permukaan hidung pemakai. Untuk ini, dilakukan 3 langkah penyetelan dengan cara merubah - rubah tekukan guard arm, yaitu:
  • Menyetel sudut depan (front angle).
  • Menyetel sudut vertikal (vertical angle).

  • Menyetel sudut splay (splay angle).
 

Setelah proses dispensing (pemasangan lensa pada bingkai kacamata), perlu dilakukan cek ulang terutama mengenai kesejajaran dan kesimetrisan bentuk bingkai karena ada kemungkinan terjadi perubahan setelan pada saat proses dispensing. Banyak praktisi yang melakukan penyetelan standar hanya pada saat sesudah proses dispensing, tapi ini akan dapat menimbulkan beberapa masalah, terutama untuk kacamata dengan lensa berdioptri tinggi, lensa bifokal maupun lensa multifokus (progresif).

Setelah proses dispensing kacamata selesai dan dicek ulang setelan standarnya, tahap selanjutnya adalah melakukan fitting/pengepasan aktual. Pada tahap ini, dilakukan beberapa penyetelan agar posisi kacamata dapat duduk dengan pas dan nyaman di wajah pemakainya. Bagian - bagian bingkai kacamata yang biasanya disetel pada tahap ini adalah tangkai (shank), tekukan di ujung belakang tangkai (bend), bridge, endpiece, dan bantalan hidung (nosepad).

1. Mengatur kerataan horisontal.
Ini dilakukan untuk menghindari kacamata terlihat miring di wajah pemakainya. Meskipun sebelumnya kacamata sudah disetel kesejajarannya, ketidak sempurnaan bentuk anatomi kepala pemakai dapat menyebabkan letak kacamata menjadi terlihat miring. Pada umumnya, patokan kerataan ini mengacu pada alis pemakai dengan cara menyamakan jarak kedua sisi atas rim terhadap alis. Namun, jika ternyata alis juga tidak sama tinggi, maka patokan kerataan dapat mengacu pada garis bukaan kelopak mata bagian atas. Ini juga dengan catatan, bukaan kelopak mata harus sama lebarnya.


Pengaturan kerataan ini dilakukan dengan merubah - rubah sudut tangkai kacamata (shank) terhadap bidang vertikal rim.

Untuk menambah ketinggian sisi kanan kacamata, maka shank sebelah kanan dibuat lebih miring ke bawah, atau bisa juga shank sebelah kiri dibuat lebih miring ke atas. Untuk mengurangi ketinggian sisi kanan kacamata, maka shank sebelah kanan harus dibuat lebih miring ke atas, atau bisa juga shank sebelah kiri dibuat lebih miring ke bawah.

2. Mengatur sudut pantoskopik.
Sudut pantoskopik adalah sudut yang terbentuk oleh kedudukan rim dalam arah vertikal terhadap garis maya dalam arah 90°. Sudut pantoskopik dinyatakan bernilai positif jika posisi rim bawah lebih mundur dari pada rim atas. Jika rim bawah lebih maju dari pada rim atas, maka sudut pantoskopik yang terbentuk dinyatakan bernilai negatif atau disebut sudut retroskopik.


Umumnya, kacamata disetel dengan sudut pantoskopik antara 10° - 15°. Sudut retroskopik biasanya diaplikasikan untuk keperluan khusus, misalnya kacamata bagi penderita presbyopia yang dalam pekerjaan sehari - harinya membutuhkan penglihatan dekat ke arah atas (misalnya memasang sekrup/paku di plafon).

3. Mengatur ketinggian letak kacamata.
Tujuannya adalah agar letak pusat optik (optic center) lensa kacamata dapat tepat berada di depan pupil mata pemakai. Untuk ini, mestinya pusat optik lensa harus ditandai terlebih dahulu. Kemudian, posisi nosepad dinaikkan atau diturunkan untuk mengubah ketinggian letak kacamata. Ini dilakukan dengan cara merubah - rubah tekukan guard arm (tangkai nosepad). Untuk menambah ketinggian letak kacamata, posisi nosepad harus diturunkan, sedangkan untuk menguranginya, posisi nosepad dinaikkan.


4. Mengatur jarak lensa kacamata terhadap kornea.
Di kalangan refraksionis optisi, jarak ini dikenal dengan sebutan vertex distance (VD). Jarak ini diukur dari puncak kelengkungan kornea mata ke puncak kelengkungan belakang lensa kacamata. Idealnya, vertex distance kacamata ini sama dengan vertex distance pada saat dilakukannya pemeriksaan untuk mendapatkan ukuran dioptri lensa kacamata, yang biasanya diset antara 12 - 15 mm.

Pengaturan jarak verteks ini dilakukan dengan memperkecil atau memperbesar jarak antar nosepad, bisa juga dengan mendekatkan atau menjauhkan nosepad dari rim kacamata.

Yang harus diingat, perubahan jarak antar nosepad juga akan dapat merubah ketinggian letak kacamata di wajah pemakai.

5. Mengatur panjang tangkai (shank).
Penyetelan panjang shank dilakukan untuk menjaga agar kedudukan lensa kacamata dapat stabil, tidak mudah merosot. Untuk kacamata dengan lensa berdioptri tinggi, kestabilan ini sangat penting, karena dapat mempengaruhi tajam penglihatan yang dihasilkan dari kacamata tersebut. Cara penyetelannya adalah dengan mengatur letak dan bentuk tekukan bend. Setelan yang pas adalah bend dan ujungnya tidak terasa menekan bagian belakang kepala dan telinga, tapi kacamata tidak merosot jika dipakai menunduk. Akan sangat bagus jika dapat membentuk ujung bend yang mengikuti kontur bagian belakang kepala.


Begitulah.. kacamata yang difitting dengan benar, akan memberi unjuk kerja yang optimal pada pemakainya.

Sources :
- http://www.optiknisna.info/kacamata-pun-perlu-fitting.html
- http://www.optiknisna.info/sekali-lagi-kacamata-pun-perlu-fitting.html

7 komentar:

Oakley Indonesia mengatakan...

wah terimakasih ya infonya, sukses terus ya untuk karya tulisnya.
dan sering dibagikan ya heehhe

Unknown mengatakan...

untuk memotong tangakai (shank) biar gak ke panjangan..apa bisa dilakukan semua optik??

Unknown mengatakan...

untuk memotong tangakai (shank) biar gak ke panjangan..apa bisa dilakukan semua optik??

Kacamata Minus mengatakan...

keren gan. lengkap banget ulasannya,

ianz mengatakan...

Mas @Choky Fawwaz Sumardi, sebaiknya mas cari referensi dari teman-teman mengenai tempat optik yang bisa dan pandai memotong tangkai (shank), karena rasa-rasanya tidak semua optik bisa. Kalau pun bisa, belum tentu 'pandai', takutnya nanti kecewa melihat hasilnya.. Semoga membantu..

@Oakley Indonesia & @Kacamata Minus, thanks buat komennya.. Semoga sukses...

Unknown mengatakan...

Info nya bgs bgt.Saya lg bljar ngedesain frame ...mungkin pnya info bt bantu saya..klo pnya,ditggu infonya..thanks.

Anonim mengatakan...

frame kacamata saya material plastik tanpa nosepad (model sunglases). krn jarak jembatannya lebar & hidung sy pesek, jd sering melorot (dudukannya kurang tinggi). gimana ya solusinya agar tidak melorot? sdh pernah nyoba pake nosepad ganjalan karet, tp gak awet (cepat lepas ganjalnya) - cuma bertahan sebulan

Random Post